PERSILANGAN TANAMAN CABE YANG BAIK DAN BENAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, kerena atas berkat rahmat dan hidayah – Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Dasar – Dasar Agronomi sebagai syarat untuk melengkapi satuan acara perkuliahan serta untuk menambah wawasan.                                                                                                        Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Ibu  Dr. Ir. Fatturahman Sp,M.sc dan Asisten Mardiati yang telah banyak membantu dan  memberikan bimbingan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan.                                                                             Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna dan  masih banyak kekurangan, untuk itu saya mengharapan kritik dan saran yang sifatnya menbangun demi kesempurnaan penulisan laporan praktikum ini.



Pekanbaru, 14 Juni 2014

                                                                                              Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
I.        PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.      LatarBelakang..................................................................................................... 1
B.       TujuanPraktikum................................................................................................. 3
II.     TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 4
III.     BAHAN DAN METODE..................................................................................... 5
A.      Tempat Dan Waktu............................................................................................... 5
B.       Alat Dan Bahan................................................................................................... 5
C.       Pelaksanaan Praktikum.......................................................................................... 6
IV.PENUTUP............................................................................................................... 8
A.      Kesimpulan ....................................................................................................... 8






                                I.            PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar  tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.
       Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya  ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
       Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu dengan menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara manual dengan menggunakan pinset.
       Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman tergantung kepada luas sempitnya variabilitas karakter yang dikehendaki. Variabilitas menggambarkan bagaimana keragaman baik genetik maupun fenotipe pada suatu karakter. Karakter yang memiliki variabilitas luas memungkinkan seorang pemulia ‘memilih’ individu tanaman yang sesuai dengan tujuan program pemuliaan tanaman yang sedang dihadapi.
       Upaya untuk memperluas variabilitas, terutama variabilitas genetic, dapat ditempuh baik dengan cara konvensional maupun inkonvensional. Cara antara lain melalui penggunaan mutagen, rekayasa genetika. Sedangkan cara konvensional yang biasa dilakukan adalah melalui persilangan antar tanaman (hibridisasi). Melalui hibridisasi akan terjadi rekombinasi gen karakter dari kedua tetua.
       Keberhasilan suatu persilangan banyak dipengaruhi oleh diberbagai factor. Akan tetapi, titik tolak yang harus diperhatikan adalah apa yang menjadi tujuan persilangan yang akan dilakukan, bagaimanakah kendali genetic dari karakter yang akan kita ‘rakit’ pada tanaman target, apakah karakter yang kita kehendaki tersedia secara mudah/sulit dan variabilitas genetiknya luas/ sempit? Dengan berlandasan pada pengetahuan tentang pertanyaan- pertanyaan tersebut, maka langkah pemuliaan tanaman melalui persilangan akan memperoleh hasil sesuai dengan harapan.
Faktor teknis dilapangan yang harus dikuasai oleh seseorang yang akan melakukan hibridisasi adalah diantaranya :
1.  Kita harus mengetahui waktu berbunga dari tanaman yang akan kita silangkan. Apakah waktu pemasakan bunga jantan dan bunga betina bersamaan ataukah berbeda waktunya? Bila waktunya berbeda maka kita harus mengupayakan ketika akan melakukan persilangan tanaman telah tersedia bunga janta dan betina dalam jumlah yang memadai. Hal ini dapat ditempuh dengan mengatur waktu tanam, dimana salah satu tetua ditanam terlebih dulu, sehingga saat berbunga kedua tetua yang terjadi pada masa relatif bersamaan.
2.  Berkenaan dengan poin 1, maka kita pun harus mengetahui bagaimana cirri- cirri bunga yang telah siap untuk disilangkan, kapan saat reseptif (bunga betina siap kawin) dan anthesis (bunga jantan siap kawin). Apabila hal ini diabaikan maka dapat dipastikan bahwa persilangan yang kita lakukan peluangnya sangat kecil untuk berhasil.
3.  Kita harus berhati- hati dalam melakukan persilangan, misalnya dalam melakukan pembungaan bagian- bagian dari bunga betina (kelopak bunga, mahkota bunga, bunga yang tidak diperlukan), pengebirian ( pembuangan anther/ benang sari pada bunga betina), dan penyerbukan buatan (menempelkan serbuk sari/ pollen pada kepala putik bunga betina), serta mengisolasi hasil persilangan buatan kita dari kemungkinan terkontaminasi oleh serbuk sari/pollen tanaman lain yang tidak kita kehendaki.
1.2  Tujuan
1. Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman cabe yang baik dan benar.
2. Penulis dapat mengetahui sistgem kastrasi dan hibridisasi dalam melakukan persilangan bunga jantan dan betina pada tanaman cabe.

                            II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Tanaman Cabai Tanaman cabai berasal dari Meksiko, kemudian menyebar ke Eropa pada abad ke-15. Pada abad ke-8 tanaman cabai mulai dikenal di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kini telah menyebar ke berbagai negara tropik, terutama di Asia, Afrika tropik, Amerika Selatan, dan Karibia. Masuknya cabai ke Indonesia belum ditemukan keterangan pasti, namun sudah sejak dahulu kala dibudidayakan di berbagai daerah, baik di dataran rendah, di dataran menengah, maupun di dataran tinggi. Di Indonesia, tanaman cabai tersebar luas di berbagai daerah, tetapi sebagai pusat penyebaran penting ialah Purworejo, Kebumen, Tegal, Pekalongan, Pati, Padang, Bengkulu, dan daerah lain (Sunaryono, 1999).                        2.2 Taksonomi Tanaman Cabai Merah Tanaman cabai adalah tanaman sayuran yang tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu, dari suku (famili) terong-terongan (Solanaceae). Tanaman cabai termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga. Taksonomi tanaman cabai diklasifikasikan dalam kerajaan Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Tubiflorae, famili Solanaceae, genus Capsicum dan spesies Capsicum annuum L. (Lawrence, 1951) Cabai memiliki 2 spesies yang terkenal, yaitu cabai besar atau cabai merah (C. annuum L.). Sinonim C. annuum ialah C. annuum var. ceraciforme Mill, C. annuum var. longum (DC) Sendt, C. annuum var. grossum (L) Sendt. Termasuk ke dalam cabai merah ialah paprika (bell pepper), cabai manis (cayenne pepper) dan lain-lain, yang tidak terlalu pedas dan agak manis (Sunaryono, 1999). Sedangkan yang termasuk ke dalam cabai kecil ialah rawit dan cengek. Cabai kancing, cabai udel, yang biasanya dipelihara sebagai tanaman hias adalah termasuk golongan cabai kecil. Pada umumnya cabai kecil ini lebih tahan terhadap hujan dan rasanya lebih pedas (Sunaryono, 1999).


                         III.            BAHAN DAN METODE
A.    Tempat dan waktu
Praktikum ini di laksanakan di kebun percobaan dekat rumah kost Nopi Suratna, Jalan Kaharuddin Nasution Km 13, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Marpoyan Damai, Kotamadya Pekanbaru. Waktu praktikum di laksanakan selama berkisar satu bulan.
B.     BahandanAlat
·  Bahan
Tanaman cabe
·  Alat
Gunting
Pinset
Lable






C.    Pelaksanaan Praktikum
1.      Persiapan
Proses ini meliputi :
·         Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan persilangan cabai
·         Mengetahui morfologi cabai dan reproduksi cabai
·         Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang ingin disilangkan

2.      Kastrasi
Proses ini meliputi :
·         Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang ada disekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai, organ tanaman lain yang menggangu persilangan, serta pembuangan mahkota dan kelopak cabai

3.      Emaskulasi
Yaitu kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen)pada tetua betina yang akan disilangkan. Metode emaskulasi yang digunaan pada praktikum persilangan cabai ini adalah Metode Kliping atau Pinset

4.      Pengumpulan serbuk sari
Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari tetua jantan yang telah dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang digunkan untuk mengambil serbuk sari adalah pinset.

5.      Penyerbukan
Yaitu meletakkan serbuk sari yan telah diambil dari tetua jantan kekepala putik tetua betina.

6.      Isolasi
Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan solatip atau sejenisnya, dengn tujuan gr serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik tetua betina yang disilangkan.














                         IV.            Penutup
Kesimpulan
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya.
Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna.Seperti yang telah diutarakan  bahwa kegiatan hibridisasi yang dilakukan mengalami kegagalan, hal ini mungkin di akibatkan oleh beberapa factor.

Komentar